Berita Terbaru

Wawancara Smart FM Manado dengan Wara Lanud Sam Ratulangi

By On Minggu, Agustus 29, 2021

Oleh: Mayor (Sus) Sanra Michiko Moningkey

Suara membahana dari I Ketut Sekar Marthen terdengar di udara membuka acara wawancara Radio Smart FM Manado. 

“Kembali Anda mendengarkan Smart Morning Post dari Radio Smart FM Manado part of KG Radio Network. Smart Listeners, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., menyatakan Wanita TNI AU kini tidak sekedar mengisi pos administrasi tetapi mulai bertugas di operasi militer hingga misi perdamaian dunia,” ujar Penyiar Marthen mengawali wawancara on-line dengan Mayor (Sus) Michiko Moningkey.

Pada tahun ini, TNI AU juga telah mengirimkan perwakilan Wara dalam kegiatan Women Peace and Security Symposium di Hawai. Kegiatan tersebut diharapkan menambah pengalaman dan wawasan serta meningkatkan profesionalisme Wara.

Kasau juga mengingatkan bahwa Wara harus bisa menumbuhkan budaya belajar sepanjang hayat dengan bermodalkan ilmu pengetahuan, peningkatan literasi dan terus menjaga kehormatan diri.

“Pagi ini, kami akan bersama dengan Mayor Michiko Moningkey Kepala Penerangan Pangkalan TNI AU Sam Ratulangi Manado. Dengan topik mengenal lebih dekat korps Wanita Angkatan Udara. Saya sudah bersama dengan Ibu Michiko Moningkey”, pengantar dari Penyiar.

Sebenarnya Korps Wanita TNI Angkatan Udara ini seperti apa?

Sebelumnya saya ingin ralat, sebutannya bukanlah korps wanita TNI Angkatan Udara. Sebab Wanita Angkatan Udara masuk melebur dalam kesemua korps yang ada di TNI AU.

Korps Penerbang, Navigator, Teknik, Elektronika, Administrasi, Perbekalan, Paskhas dan Polisi Militer, Kesehatan dan Korps Dinas Khusus.

Wara tidak seperti angkatan yang lain, Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) dan Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal). Tapi, Wanita Angkatan Udara (Wara). Jadi kita persamakan persepsi dulu ya. Penyebutan Wanita Angkatan Udara (Wara), adalah sebutan untuk prajurit wanita TNI Angkatan Udara. 

Dibentuk pada 12 Agustus 1962. Dengan tujuan agar kaum wanita dapat menjadi anggota TNI AU, seperti layaknya kaum pria lainnya.

Mengapa TNI AU membentuk wanita udara ini, apa yang menjadi dasar?

Sejak awal perjuangan kemerdekaan Indonesia, para wanita berjuang bersama-sama pejuang pria. Perjalanan bangsa Indonesia tidak dapat lepas dari peran kaum wanita sendiri. Tidak sedikit wanita Indonesia yang turut berjuang bahu-membahu bersama prajurit pria untuk meraih kemerdekaan Negara Indonesia. 

Pada masa perang kemerdekaan, kaum wanita ikut berjuang di beberapa pangkalan AURI. Mereka bertugas di bidang Kesehatan, administrasi, penerangan, pelipat payung, PLLU, PHB dan Dapur Umum. Para pejuang wanita inilah yang menjadi cikal bakal Wanita Angkatan Udara.

Bertitik tolak dari hal tersebut dan untuk mewadahi peran serta kaum wanita dalam perjuangan AURI, maka pada tahun 1962, Deputi Menteri/ Panglima Angkatan Udara Urusan Administrasi Laksamana Muda Udara Suharnoko Harbani mendapat tugas dan wewenang dari pimpinan TNI AU untuk membentuk  Wara.

Kalau Wara lahirnya kapan?

Lahir 12 Agustus 1963. Diawali melalui pembukaan pendidikan Wara Pertama pada 10 Juni 1963 di Kaliurang. Pendidikan diikuti oleh 30 orang wanita lulusan sarjana dan sarjana muda dari berbagai jurusan. Itulah cikal-bakalnya Wara.

Mengapa memilih daerah Yogya?

Sebenarnya, seperti kita ketahui, perjuangan kemerdekaan Indonesia, Yogya menjadi kiblat perjuangan. Walaupun juga di berbagai wilayah Indonesia, seperti di daerah Bukit Tinggi ada banyak juga wanita yang berjuang. Tetapi pada saat itu, pimpinan TNI AU memusatkan pendidikan Wara di Kaliurang Yogyakarta.

Apakah peran Wara sekarang ini di tengah kecepatan kemajuan teknologi, bersaing pula dengan kaum pria?

Kita bukanlah bersaing, namun kita setara. Artinya kita saling mendukung. Jadi dalam organisasi TNI AU sendiri keterlibatan wanita juga sudah dimulai sejak tahun 1963. Setelah dilantiknya 30 wanita yang telah selesai pendidikan tahun 1963.

Di dalam berbagai bentuk penugasan militer, dimana Wara memberikan dukungan langsung maupun tidak langsung di berbagai misi TNI AU. Dukungan penting bagi TNI Angkatan Udara khususnya di bidang teknologi, sebab angkatan militer ini bersinggungan senantiasa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Sehingga, Wara dituntut perannya untuk senantiasa meng up-grade dirinya sendiri, dalam ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan. Kami juga dituntut untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Apakah yang menjadi dasar sehingga Anda tertarik untuk masuk seleksi menjadi Wara?

Dari pengalaman kami secara pribadi. Kami dipilih berdasarkan hasil tes psikologi. Memang sebelumnya, sudah mengisi angket pilihan, diberikan kebebasan untuk memilih, ingin masuk angkatan yang mana? 

Pilihan pertama saya adalah AD sebab Bapak saya pensiunan Serma TNI AD. Dan pilihan yang kedua adalah TNI AL sebab saya pernah ikut Scuba Diving. Pilihan ketiga adalah TNI AU. Namun hasil tes psikologi yang menempatkan saya di AU. Berdasarkan tes psikologi.

Apakah benar, jika masuk dalam ketiga angkatan ini sangatlah sulit?

Tidaklah benar demikian, memang jika masuk dalam dunia militer dibutuhkan fisik yang prima, terutama persiapkan fisik. Dan terutama doa secara pribadi, doa restu orang tua. Dari pengalaman saya, tidak ada yang sulit jikalau memiliki tekad yang kuat untuk masuk TNI. Ini juga garis tangan sepertinya, tetapi dari pihak kita sebagai insan yang mau berusaha, itu sudah kodrat kita. 

Namun yang penting dari pihak kita ada upaya, tindakan untuk mempersiapkan diri masuk seleksi. Seperti saat ini informasi terbuka lebar, untuk pejuang kedinasan, banyak juga kedinasan-kedinasan membuka peluang untuk mengabdi, dibutuhkan juga informasi yang banyak untuk persiapan masuk seleksinya. Tidak ada yang sukar, tidak ada yang sulit.

Sudah berapa tahun Ibu berdinas?

Saya Perwira Karir Angkatan 9 tahun 2002. Kurang lebih sudah 18 tahun berdinas.

Apakah pernah berdinas di Luar Negeri, pernah ikut misi PBB?

Ada slogan, ‘Kalau Anda ingin melihat dunia masuklah ke TNI’. Berdasarkan perintah Panglima TNI saya ditugaskan, waktu itu untuk memperkuat komposisi pasukan Garuda Indobatt 23D/UNIFIL di Libanon Selatan. 

Puji syukur, saya bisa melihat dunia luar. Penugasan ini benar-benar membuka cakrawala dan wawasan saya dalam penugasan.

Bahwa sebenarnya, peluang dan kesempatan untuk maju banyak sekali, di tengah-tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini kalau kita mau maju, mau berusaha, pasti kita bisa. Harus seperti itu. Sebab, dunia ini berkembang terus, maju terus, tidak pernah mundur. Kita harus benar-benar mempersiapkan diri.

Pengalaman banyak di Libanon Selatan. Suka dukanya banyak sekali. Tapi yang paling penting, tugas dapat terselesaikan, misi dapat terselesaikan secara komplit dan aman terkendali.

Sudah sejak 2002 bertugas di TNI AU, apakah Ibu dapat membagi waktu sebagai seorang ibu rumah tangga dan juga sebagai anggota TNI AU?

Secara pribadi, saya sempat terpikirkan hal ini, belum lama ini. Saya sangat bersyukur, bahwa ada begitu besar pengertian dari pihak anak dan keluarga saya. Menyangkut tugas saya sebagai seorang militer. Jadi mereka juga adalah pendukung terbesar dalam kehidupan saya, sehingga saya masih bisa bertugas berdinas sampai saat ini, dengan aman dan lancar.

Besar sumbangsih keluarga dalam karir dalam kedinasan saya. Jadi saya tidak sendiri, tapi ada anak saya, terutama anak saya yang sangat pengertian, malah bisa juga survive, bisa juga turut merasakan bagaimana perjuangan seorang militer.

Sharing sedikit pengalaman saya ketika, pindah tugas ke Yogya dari Jakarta. Sebenarnya sudah menjadi pengetahuan umum, jika bagi TNI AU pesawat adalah tumpuan harapan saat mutasi ke seluruh wilayah Indonesia.

Namun, saat mutasi saya memilih perjalanan darat. Pertama kali lintas pulau Jawa, dari Jakarta ke Jogja, itu dengan anak saya. Satu tujuan, saya ingin mendidik atau mengajarkan anak bahwa inilah kehidupan itu, perjuangan, harus bisa survive. 

Anak pegang map-nya, saya pegang GPS-nya, kami telusuri Jawa. Sampai di Brebes, kami mulai mengandalkan peta. Luar biasa, sampai di Yogya, satu hal yang ingin saya capai dalam hal ini adalah anak saya bisa belajar. Bahwa hidup ini penuh dengan perjuangan, tidak ada yang gratis di dunia ini, segala sesuatu harus diraih dengan pengorbanan, dan usaha, atau kerja keras. 

Bolehkah juga share ke Smart FM Listeners, khususnya bagi wanita-wanita tangguh Sulawesi Utara ini, adakah standar tertentu untuk masuk menjadi Wara?

Saat ini TNI AU telah membuka peluang dan kesempatan bagi anak-anak putri untuk masuk menjadi Taruni Akademi Angkatan Udara. Ada kriteria tinggi badan yang diperlukan, dan dari jurusan kelas eksakta yang diprioritaskan. 

Karena Angkatan Udara identik dengan ilmu eksakta, karena bertugasnya di medan yang ekstrim, tidak ada orang yang hidup di udara. Hal ini membutuhkan teknologi yang tinggi, karena nyawa taruhannya. Sehat jasmani dan rohani pastinya.

Apakah selama ini Wara hanya bekerja di bagian administrasi saja?

Sebelum menjawab, saya ingin berterima kasih kepada Komandan Lanud Sam Ratulangi, Marsma TNI Mohamad Satriyo utomo, SH., yang telah mengijinkan saya untuk wawancara dengan Smart FM.

Kemudian, yang ingin saya ralat lagi, sekarang ini karena validasi organisasi, sudah dipimpin dikomandoi oleh Bintang Satu. Maka ada beberapa jabatan yang berubah termasuk jabatan saya yang awalnya disebut Kapentak sekarang sudah menjadi Kepala Penerangan atau Kapen.

Tidak benar, jika Wara hanya mengurusi bagian administrasi saja. Dunia militer dimana Wara mengabdi memang sebenarnya identik dengan dunia kaum lelaki. Tetapi tetap membutuhkan sentuhan feminitas.

Wanita itu kan kerja detil, teliti, kemudian lebih telaten, lebih tekun, lebih sabar, apalagi kalo bersentuhan dengan dunia teknologi, urusannya lebih njelimet. Lebih membutuhkan hal-hal yang detil dan terperinci, seperti di bagian Navigator, Penerbang, IT, Teknisi pesawat terbang. 

Itu semuanya membutuhkan wanita mulai dari operasi militer sampai dengan misi perdamaian dunia. Cuma satu hal yang belum ada di Indonesia, wanita spesial combatan.

Kita belum seperti negara Amerika dan negara-negara Eropa, negara maju. Sejauh pengetahuan saya, masih dilematis untuk wanita diterjunkan dalam kombatan, spesial pasukan khusus. Karena kriterianya, lebih tinggi lagi untuk spesialisasinya. Mungkin membutuhkan ketangguhan fisik. 

Seperti kita ketahui pada tahun-tahun yang lalu ada film GI Joe. Lahir dari adanya diskusi yang alot di DPR AS tentang apakah wanita itu pantas dan layak ditugaskan dalam pasukan khusus yang kombatan. 

Menurut Anda, apakah bisa wanita kombatan?

Kalau dari sisi kemampuan, sebenarnya, kenapa tidak, kalau diberikan kesempatan. Saya percaya, wanita juga mampu, sanggup untuk mengemban tugas seperti itu. Namun yang membedakan hanya kodratnya wanita melahirkan, tetapi secara fisik, kalo dilatih juga, saya percaya, sanggup untuk wanita pikul.

Karena, dalam hal ini saling mendukung, sebagai satu tim, pria dengan wanita. Saling melengkapi, dalam satu misi pekerjaan, jadi tidak ada yang unggul, di atas yang lainnya. Hanya saja, kodrat wanita itu melahirkan, inilah yang membedakannya dengan pria. 

Ada masa-masa tertentu wanita, menstruasi, melahirkan, itu memang identik dengan wanita. Kelihatannya lemah, tapi sebenarnya wanita kuat. Itu kasih karunia yang diemban oleh kaum wanita, dan itu yang membedakannya. 

Jadi soal kemampuan kalau dilatihkan secara bersama, saya percaya kaum wanita bisa mengemban tugas ini.

Sebagai seorang Wara bagaimana perkembangan dunia militer, antara pria dan wanita, apalagi Indonesia akan ber-HUT ke-76, menurut Anda bagaimana?

Saya secara pribadi bersyukur, saya lahir dan tumbuh dan berkembang, hidup di bumi Indonesia. Karena Indonesia sangat menjunjung tinggi kaum wanita. Menghormati dan menghargai kehadiran kaum wanita di tengah-tengah keluarga, masyarakat, tidak ada diskriminasi, secara gender tidak ada, kami begitu merasa tersanjung-lah.

Karena contohnya, tidak ada yang mengijinkan pria itu menangis. Masyarakat masih memaklumi kalau wanita itu mengeluarkan air mata. Betapa luar biasanya sosial budaya Indonesia dan saya secara pribadi bersyukur, bisa lahir dan tumbuh di negeri tercinta Indonesia, yang sebentar lagi ulang tahun.

Melihat perkembangan sekarang, wanita luar biasa, kesempatan peluang terbuka luas, untuk kaum wanita dapat berkiprah, untuk bisa menyatakan jati diri kami, didalam membangun Indonesia ini.

Contohnya, pencapaian tertinggi di Angkatan Udara, di militer khususnya yang kami syukuri yaitu posisi jabatan sebagai Oditur (Jaksa) Jenderal (Orjen) yang saat ini dijabat oleh Marsda TNI Reki Irene Lumme. Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Dari 2002 sampai sekarang ini mungkin ada pengalaman yang paling tidak akan terlupakan, entah sebagai pasukan PBB atau saat berdinas di tempat lain di Indonesia?

Yang paling menarik buat saya adalah penugasan satu tahun di Libanon Selatan. Pada saat itu, Indobatt mendapatkan komplain karena melarang media untuk mengambil gambar di perbatasan Kafer Kela. Wartawan ini ternyata memberikan komplain dan datang ke Markas Komando. 

Waktu itu, (hal ini) menyangkut  tugas saya, sebagai Perwira Penerangan (Public Information Officers) Indobatt.

Komandan memerintahkan saya untuk mengatasi masalah ini. Apa yang terjadi waktu itu, saya juga agak gentar sedikit. Karena setahu saya, mereka termasuk orang yang temperamennya sangat tinggi, masyarakat Libanon. 

Yang saya lakukan pertama kali adalah berlutut berdoa di kamar, saya bilang: “Tuhan, tolong saya, beri hikmah, bagaimana untuk bicara kepada wartawan Libanon Selatan”.

Karena pasti dia datang dengan emosi karena komplain. Namun pada akhirnya, mengalir begitu saja pembicaraan. Waktu pertama kali, saya mendatangi mereka dengan senyuman. Disampaikan bahwa anggota hanya melaksanakan tugas. Mereka harus memberikan laporan ke atas. Tapi kalau media tidak bekerja sama dengan menunjukkan tanda pengenal, bagaimana mereka akan laporan, ke atasannya.

“Mohon dimaklumi, kami ini hanya melaksanakan tugas supaya negara Anda aman. Saya sudah melihat bagaimana perbedaannya negara yang aman, dapat membangun dengan luar biasa, karena pertahanan keamanan yang terjamin. Dibandingkan dengan negara yang rusuh, tidak aman untuk membangun. Jadi kami hadir di sini hanya untuk melaksanakan tugas,” kata saya kepada Media lokal.

Jadi hingga kini, terjalin komunikasi yang baik dengan wartawati media Libanon Selatan.

Yang paling terakhir, adakah harapan Anda bagi Nona-nona Sulut?

Ini merupakan pertanyaan kehormatan buat saya. Karena saya bukan yang nomor satu. I am not the number one. Ada banyak juga Wara-wara yang berhasil sukses di berbagai lini kehidupan, dan saya bersyukur diberi kesempatan wawancara. Luar biasa kecintaan kepada daerah saya Minahasa dan Sulawesi Utara.

Saya rindu begitu banyak wanita-wanita yang bisa maju lagi, bahkan lebih lagi dari pada saya. Buka cakrawala dengan banyak membaca. Saya memang hobi membaca, sebab sejak kecil saya selalu ke Perpustakaan. Mami saya pegawai Perpustakaan daerah di Tikala Manado. Jadi ketika banyak membaca, banyak informasi. 

Kedua, adalah andalkan Tuhan dalam setiap kegiatan. Jangan pernah lupakan Tuhan. Karena Dia adalah terang yang menerangi jalan kita. Kita manusia berkehendak, tapi Tuhan yang menentukan. Selalu kita serahkan kepada Tuhan, tapi jangan lupa upaya kita sebagai manusia tetap harus ada kerja keras dan upaya. Terima kasih.

“Terima kasih, Mayor Michiko buat waktunya. Kita harapkan, apa yang kita sharing-kan, pagi ini akan bermanfaat bagi wanita-wanita Sulawesi Utara,” tandas Marthen mengakhiri wawancara di Smart Morning Post Radio Smart FM Manado, Sulawesi Utara selama 30 menit, Senin pagi, 16 Agustus 2021. (***)


Penulis adalah Kepala Penerangan Lanud Sam Ratulangi Manado Sulut

Lihat Dibalik Layar Peringatan HUT Wanita Angkatan Udara

By On Minggu, Agustus 22, 2021


Oleh: Mayor (Sus) Sanra Michiko Moningkey

Wanita Angkatan Udara atau Wara (Women Air Force) Indonesia berulang tahun ke-58 pada 2021 ini. Peringatannya ditandai dengan adanya serangkaian kegiatan berpedomankan Protokol Kesehatan (Prokes) secara ketat.

Sesuai ketentuan yang berlaku, penggunaan masker hitam TNI POLRI adalah mutlak dalam kedinasan. Terutama untuk event besar seperti upacara dan serah terima jabatan. Dimana cara penggunaannya dengan mengenakan masker medis dan masker hitam TNI POLRI di lapisan luarnya.

Namun dalam kedinasan sehari-hari, masih diijinkan menggunakan masker medis tanpa masker hitam logo TNI POLRI.

“Diharapkan para Perwira Koordinator, Pasub Koordinator dapat meneruskan info penting ini kepada Wara di satuan masing-masing!”, pengumuman Kepala Bagian Pembina Wara Dinas Administrasi Personel TNI AU (Kabagbinwara) Letkol Kal Rachmi Restiani.,S.E. Melalui media komunikasi grup WhatsApp Pakor/ Pasubkor/ Basubkor Wara se-Indonesia.

Upacara puncak peringatan dipimpin oleh Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Fahru Zaini Isnanto, SH, M.D.S. Dihadiri oleh perwakilan Perwira Tinggi, Perwira Menengah dan Perwira Pertama Wara dalam ruang Auditorium Markas Besar TNI AU, Cilangkap, Jakarta. 

Serta, secara virtual diikuti oleh Wara se-Indonesia, Kamis (12/08). Kegiatan tersebut dilaksanakan secara sederhana dan terpusat di Jakarta. Sepanjang hari seluruh Wara wajib menggunakan PDU IV selama jam dinas kecuali yang sedang melaksanakan dinas luar.

Peringatan Ulang Tahun Wara digelar oleh panitia dengan ketua panitia Letkol Kes drg. Imelda Sriulina Sinulingga. Dokter sehari-harinya bertugas sebagai Pokli Golongan V, Lembaga Kesehatan Gigi dan Mulut Dinas Kesehatan TNI AU (Lakesgilut), Jakarta.

Rangkaian peringatan diawali giat Bhakti Sosial. Pemberian tali asih dan pemberian sembako kepada Wara yang sedang dalam keadaan fisik sakit, ataupun dalam keadaan malang seperti ditinggal meninggal oleh pasangannya. Pengumpulan data sejak akhir Juni oleh staf Bagbinwara Disminpersau.

Sebelumnya, rencana garis besar HUT telah dibagikan oleh Kabagbinwara untuk dipedomani. Walaupun ada kemungkinan terjadi dinamika di lapangan. Sambil menunggu ST asli dipancarkan setelah tanda-tangan oleh pejabat terkait. Demikianlah, hiruk-pikuk komunikasi termonitor melalui grup WA sejak awal Juni.

Sebelumnya, Pakor/ Pasubkor ini dibentuk berdasarkan Surat Perintah Kasau. Sprint Nomor 875/ VII/ 2021 tertanggal 19 Juli 2021 tentang Penunjukan Perwira Koordinator Wara Jajaran Jakarta dan Daerah.

Diperintahkan kepada nama, pangkat, NRP, kesatuan seperti tercantum dalam lampiran surat perintah ini. Untuk melaksanakan tugas sebagai perwira koordinator Wara di jajaran masing-masing. Dan Pakor membawahi Pasubkor/ Basubkor dijajarannya, disamping melaksanakan tugas dan jabatan sehari-hari.

Pakor bertugas melaporkan kegiatan pembinaan Wara dijajarannya, enam bulan sekali pada minggu pertama Juni, Desember. Melaporkan kepada Kabagbinwara pada minggu keempat Juni, Desember. Termasuk mutasi, alih tugas atau purna tugas.

Daftar nama Pakor Wara Mabesau Letkol Sus Estu Suci Wulandari, S.IP., dari kesatuan Dinas Pengamanan dan Sandi TNI AU (Dispamsanau). Letkol Adm Titi Tri Pangastuti, A.Md., dari kesatuan Kodiklatau. Mayor Sus Henny Purwani, A.Md.,dari kesatuan Koopsau I.

Mayor Kes Reni Wijayanti, A.Mkeb, dari kesatuan Koopsau III. Letkol Sus Siti Aisyah, SE., dari Lanud Hasanuddin. Letkol Tek Erlina Herliani, A.Md., dari Koharmatau. Letkol Kes Dra. Marwiah, MM., RSPAU dr. S. Hardjolukito.

Kapten Adm Sriyani Ekowati., asal Makopaskhasau. Letkol Sus Eni Sulisdawati SH., dari Babinkum TNI. Letkol Pom Intan Rianti O, SH., MM., dari Ditjen Strahan Kemhan Jakarta.

Adapun Wara berdinas diberbagai kesatuan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, diantaranya Jakarta, Bogor, Pekan Baru, Pontianak, Bandung, Medan, Kalijati, Padang, Tanjung Pandan, Lampung, Tasikmalaya, Majalengka, Purbalingga, Palembang, Tanjung Pinang, Tarakan, Balikpapan, Surabaya, Malang, Madiun, Bali, Rembiga, Manado, Banjarmasin, Makassar, Jayapura, Ambon, Timika, Kupang NTT, Biak, Batam, Solo, Kalijati, Yogyakarta.

Koordinasi antar Wara se-Indonesia terdukung dengan kemajuan teknologi komunikasi aplikasi WhatsApp. Seperti, RGB yang dibagikan, tercantum giat ziarah direnakan sesuai PPKM daerah setempat (walau pada akhirnya kegiatan ini tidak terlaksana).

Adanya ceramah, sejak awal telah direncanakan narasumber Ketua DPR RI Dr (H.C) Puan Maharani. Namun digantikan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Ibu Retno L.P Marsudi, SIP., LL.M.

Menlu RI mengatakan kontribusi positif perempuan Indonesia bukan terjadi saat ini saja. Melainkan sudah ada sejak masa perjuangan kemerdekaan, dengan saling memberdayakan dan selalu bekerjasama.

“Perempuan harus saling memberdayakan, saling memberikan dukungan, dan inspirasi serta tidak ragu berbagi pengalaman dengan lainnya,” ujarnya.

Selain itu, perempuan harus mampu membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Agar tetap dapat melakukan tanggung jawab yang diberikan. Dimana ambisi yang dimiliki harus diselaraskan dengan lingkungan, khususnya keluarga. Hal tersebut adalah kunci penting ketika menjalankan profesi apapun. Sebab tanpa dukungan keluarga, tidak akan mencapai posisi yang diduduki saat ini.

“Perempuan hebat pasti bertindak dengan tepat. Perempuan hebat pasti selalu punya tempat!” kata Menlu RI mengutip pesan Raden Ajeng Kartini.

Selanjutnya, Sarasehan ‘Wanita Hebat, Wanita Inspiratif’ Ibu Raksa Tri Anggana Tantri, Ketua Umum Dharma Pertiwi Ibu Nanny Hadi Tjahjanto.

Sambutan Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., serta Ibu Winayadhati Kanya Sena. Ceramah kesehatan Letkol Kes dr Tara Aseana, Sp.K.J.

Selain itu, diadakan lomba menyanyikan lagu Mars Wara. Dikemas dalam video klip. Ketentuan dituangkan dalam telegram lomba. Lomba diikuti perwakilan Kotama/ Balakpus yang ditentukan panitia lomba. Technical Meeting berkaitan lomba diadakan (22/07).

Hasil lomba, kategori video jumlah Like (tanda suka) terbanyak 12.210 likes adalah Wara Lanud Supadio. Kategori Vocal Grup terbaik pertama skors nilai 1.129: Wara Lanud Sulaiman. Kategori Vocal Grup terbaik kedua nilai 1.117: Wara Mabes TNI. Kategori Video terbaik pertama, nilai 863: Wara Kohanudnas. Kategori Video terbaik kedua nilai 788 Wara Syamsudin Noor Banjarmasin.

Selesai penjurian lomba pada akhir Juli, Kabagbinwara memasukkan Ketua Panitia Letkol Kes drg. Imelda ke dalam grup WA Pakor. Sehingga pertanyaan giat HUT Wara dapat ditanyakan langsung.

Dalam perjalanannya, sarasehan (03/08) yang semula akan dibuka Kasau mengalami perubahan. Aspers Kasau membuka acara walau tidak mengikuti sampai kegiatan selesai.  Hal ini dilaporkan masing-masing Wara kepada atasannya.

Banyak pertanyaan penggunaan seragam Wara, Kabagbinwara menegaskan bahwa upacara HUT, Wara menggunakan PDU 4 satu hari penuh. Bagi yang tidak berhijab, penggunaan PDU 4 tetap menggunakan rok.

PDU 4 dengan celana panjang disebut PDP. Digunakan Komandan Peleton/ Danki/ Danyon pasukan bersenjata, pasukan upacara bersenjata menggunaan PDP. 

Wara berhijab, menggunakan PDU 4 celana panjang. Petunjuk teknis penggunaan PDU 4 Wara yang tidak berhijab, tetap tidak berubah. Infomasi ini disampaikan Wara di satuan masing-masing.

Peringatan HUT kali ini terasa spesial, Wakasau berkenan memberikan Ceramah “Keluarga Bahagia”, secara video conference dari Mabesau (10/08).

Hadir pula, Pati Wara Marsda TNI Reki Irene Lumme, S.H.,M.H., Orjen TNI Babinkum TNI Marsma TNI Evi Zuraida, S.H.,M.H., Kadiskumau Marsma TNI M. Veronica Tig, S.E., M.M., Kapoksahli Kodiklatau, serta Marsma TNI Dra. Rini Mukayani, M.A.P., Perwira Sahli Tk II Bidang Jahpers Panglima TNI.

Wakasau menjelaskan agar senantiasa berprasangka baik, bersyukur, ikhlas dan sabar, menjaga perkataan, karena akan menjadi perbuatan. Menjaga perbuatan karena akan menjadi kebiasaan. Menjaga kebiasaan karena akan menjadi karakter. Menjaga karakter karena akan membentuk nasib, dan nasib berawal dari pikiran.

Sementara itu, mengawali ceramah Ibu Nanny Hadi Tjahjanto, Kabagbinwara memberikan laporan kepada Kasau bahwa peringatan HUT Wara adalah salah satu bentuk pembinaan. Sebagai wujud penghargaan pengamalan nilai-nilai tradisi. Sekaligus mengenang sejarah lahirnya Wara 12 Agustus 1963.

Tema HUT Wara: ‘Dengan semangat Kanya Bhakti Sakti Sejati Wara siap mendukung percepatan penanganan Covid-19 menuju tatanan baru untuk Indonesia maju’. Terimplementasi peran Wara sebagai tenaga kesehatan. Wara aktif mendukung penanganan pasien Covid-19 di Wisma Atlet Senayan dan berbagai rumah sakit TNI AU bahkan di daerah penugasan PBB. Peran aktif tersebut juga diwujudkan dalam program vaksinasi nasional. Serta program edukasi penerapan protokol kesehatan bagi masyarakat. 

Komposisi Wara sampai 2021, tiga orang Marsekal Pertama, 361 Pamen, 413 Pama dan 1.115 Bintara Wara. Jumlah total 1.892 Wara yang bertugas di berbagai wilayah Indonesia dan berbagai negara dalam misi PBB. 

“Hadirin dan tamu undangan yang berbahagia, pada pagi yang sangat baik ini, kami juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada Panglima TNI dan Kasau. Atas berkenannya memberikan kepercayaan kepada Wara untuk menduduki satu jabatan bintang dua sebagai Orjen Babinkum TNI. Saya yakin, kepercayaan yang diberikan ini akan menjadi motivasi bagi Wara. Untuk lebih mempersiapkan diri dan meningkatkan profesionalisme di bidang tugasnya,” ujar Kabagbinwara Disminpersau yang disambut meriah oleh hadirin.

“Saya ingin berbagi ucapan bijak; sukses bukanlah kebetulan. Ia terbentuk dari kerja keras, ketekunan, pembelajaran, pengorbanan, dan yang paling penting cinta akan hal yang sedang dan ingin kita lakukan. Kiranya kita semua, terutama Wara mampu mencapai kesuksesan kita masing-masing. Dengan selalu mempersiapkan diri dan berkomitmen dalam bekerja,” kata Letkol Kal Rachmi Restiani.,S.E., mengakhiri laporannya.

Namun, di tengah kelangsungan peringatan HUT, terdengar kabar duka yang datang dari Muspurdirla di Yogyakarta. Seorang Pamen Wara Letkol Ninuk Herlina, SH., MH., tutup usia 57 tahun karena sakit di RSPAU dr. Hardjolukito (09/08) dan dimakamkan di TPU Pugeran. Ucapan belasungkawa silih berganti membanjiri WA Grup. 

Selain itu, ucapan selamat ulang tahun. “Semoga tetap profesional, tetap menjaga kodrat dan martabat, tetap eksis, tetap berjuang dan berkembang, sukses selalu”, pesan Marsma (Purn) Hermuntarsih mewakili Bintara Wara Angkatan ke 5 lulusan tahun 1978.

Penulis berpikir, tidaklah berimbang jika tidak mencantumkan arahan Kasau di tahun 2021 ini. Kasau menyatakan, peran wanita Indonesia dalam dunia militer, sudah dikenal sejak zaman perang perebutan kemerdekaan NKRI. Dahulu, peran wanita banyak dilibatkan sebagai tenaga perawat, saat administrasi maupun untuk membantu di dapur lapangan.

Seiring perkembangan dunia yang semakin kompetitif dan kemajuan iptek, muncul pula tantangan kompleks. Berangkat dari kondisi tersebut, kehadiran dan peran luas segenap wanita Indonesia dalam dunia militer, terus menjadi semakin dibutuhkan.

Tak terkecuali di TNI AU. Kini diusia 58 tahun, Wara terus berinovasi, beradaptasi, bertransformasi menghadapi tantangan tugas yang semakin beragam dan kompleks. Peran Wara berkembang luas di berbagai lini tugas TNI AU. Penerbang, Navigator, Teknisi Pesawat, Persenjataan, Intelijen, Kesehatan, hingga penugasan pasukan perdamaian.

Di tengah pandemi Covid-19, peran Wara semakin dibutuhkan. Khusus terlibat langsung selaku tenaga kesehatan. Kerja penuh kesabaran, kelembutan menjadi faktor penting dalam mitigasi pandemi. Sehingga mendorong semangat optimisme di lingkungannya.

Itulah mengapa kontribusi Wara kepada bangsa Indonesia semakin krusial disejajarkan dengan prajurit pria. Namun, sebagai bangsa yang memegang teguh adat ketimuran. Disaat Wara memiliki kesempatan karir setinggi-tingginya tanpa perbedaan dan diskriminasi. Tentunya harus disesuaikan dengan kodrat dan peran wanita. Untuk itu, peran bersifat kombatan di daerah operasi dan rawan, masih membatasi peran dan keterlibatan Wara.

Sebab, disamping tuntutan peran wanita tangguh dalam organisasi AU, Wara juga dituntut melaksanakan kewajiban perannya di dalam keluarga. Selaku isteri bagi suami, sebagai ibu bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu, menjalani tugas dan peran sebagai Wara, benar-benar membutuhkan ketangguhan dan kekuatan mental tinggi. 

“Untuk itu, menjelang peringatan ke-58 tahun pengabdian Wara saya mengucapkan terima kasih dan rasa bangga kepada seluruh Wara dimanapun berada dan bertugas”, pesan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., Perwira Tinggi TNI AU menjabat Kasau ke-23 sejak 20 Mei 2020.

Demikianlah kisah dibalik peringatan HUT Wara ke-58 tahun 2021. Terbersit harapan nyata di masa depan, Wara hendaklah menjadi prajurit wanita yang mengabdi kepada bangsa dan negara, sesuai dengan keahliannya, dengan mengutamakan kodratnya sebagai Ibu. Serta dapat bertindak selaku figur contoh. Menjadi sumber inspirasi bagi semua wanita dan anak-anak gadis remaja di dalam suatu kelompok sosial yang selama ini selalu didominasi oleh kaum pria. (***)

Penulis adalah Kepala Penerangan Lanud Sam Ratulangi Manado Sulut. HP 0812-1380-1618. Email: michikoinfo05@gmail.com). 

Seluruh isi materi tulisan ini merupakan milik intelektual pribadi. Meniru dan menggandakan hal-hal yang dicantumkan dalam materi ini, di luar maupun tanpa seizin Penulis, merupakan pelanggaran hak intelektual dan dapat diproses sesuai hukum yang berlaku.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *